Latar Belakang

Studi klasik, yang berakar pada warisan Yunani dan Romawi, selama berabad-abad telah menjadi fondasi ilmu pengetahuan, filsafat, seni, hukum, dan politik di berbagai belahan dunia. Tradisi ini dikenal sebagai studia humanitatis, yang menjadi dasar pendidikan humaniora modern di berbagai belahan dunia.

Namun di Indonesia, studi klasik masih jarang disentuh secara serius. Padahal, nilai-nilai yang lahir dari peradaban klasik, seperti filsafat, hukum, seni dan sastra, politik, hingga keagamaan, dapat memberi inspirasi segar bagi perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, dan kehidupan berbangsa.

Dari kesadaran inilah Studi Klasik Indonesia (SKI) lahir, yaitu sebagai wadah untuk memperkenalkan, mengembangkan, dan menghidupkan kembali warisan dunia klasik dengan semangat untuk menjadikannya relevan bagi masyarakat Indonesia masa kini.

Visi dan Misi

Menjadikan Studi Klasik Indonesia (SKI) sebagai ruang rujukan, pembelajaran, dan kolaborasi untuk memperkenalkan, mengembangkan, dan menghidupkan kembali warisan Yunani-Romawi, sehingga nilai-nilai klasik dapat memperkaya peradaban Indonesia kontemporer.

Visi

Misi

  1. Menyediakan sumber daya terbuka berupa artikel, terjemahan, dan referensi digital tentang dunia klasik.

  2. Mengembangkan diskusi kritis mengenai filsafat, seni, politik, hukum, dan agama Yunani-Romawi.

  3. Menjembatani tradisi klasik dengan konteks Indonesia, sehingga warisan kuno dapat berfungsi sebagai inspirasi bagi pemikiran dan kebudayaan modern.

  4. Membangun komunitas pelajar dan pencinta studi klasik lintas disiplin di Indonesia.

  5. Mendorong apresiasi publik terhadap peradaban klasik melalui media digital, seminar, publikasi, dan kolaborasi.

Makna Logo

Logo Studi Klasik Indonesia (SKI) dirancang untuk merangkum dua pilar besar peradaban klasik, yaitu Yunani dan Romawi.

Pada sisi kiri berwarna biru menampilkan kuil dengan kolom dan motif meander. Ini melambangkan filsafat, seni, dan politik-keagamaan Yunani, yang mewariskan fondasi pemikiran kritis, ilmu pengetahuan, dan demokrasi bagi dunia. Warna biru merefleksikan kontemplasi, rasionalitas, dan horizon pemikiran yang terbuka.

Pada sisi kanan berwarna merah memperlihatkan Koloseum Romawi yang dikelilingi daun laurel. Simbol ini menegaskan kekuatan hukum, republik, serta semangat praksis Romawi yang meninggalkan warisan hukum dan tata negara hingga kini. Merah merepresentasikan energi, keberanian, dan tindakan nyata.

Keduanya dipisahkan garis tegas namun disatukan dalam lingkaran, menandakan bahwa meski berbeda, Yunani dan Romawi justru saling menopang sebagai fondasi bersama tradisi klasik (studia humanitatis).